Pertanyaan
ini pernah muncul di pikiran saya ketika saya membaca blog seorang teman. Sudah
setahun belakangan teman saya tersebut, mbak An, sering menggunakan ragi alami
untuk membuat roti. Katanya sejak makan roti dengan ragi alami, perutnya tidak
bermasalah. Sebelumnya jika ia makan roti yang biasa dijual di toko-toko, ia
sering mengalami sakit perut.
Saya sudah
sering membaca cara-cara membuat ragi alami pada blog mbak An, tapi saya ragu.
Beberapa alasannya yaitu:
1.
Takut beracun. Karena saya tidak tahu mana ragi
yang baik atau tidak.
2.
Lamanya proses pembuatan ragi, yaitu sekitar 6-7
hari.
3.
Lamanya proofing/fermentasi adonan roti, yaitu
sekitar 2-4 jam.
Kebayang
kan? Jadi malas banget, hehe…
2 Bulan
lalu, ketika saya jalan-jalan ke Toko Buku Gramedia, saya menemukan 1 buku yang
membahas mengenai roti dengan ragi alami. Setelah saya lihat isi buku tersebut,
saya tertarik membelinya. Judulnya "Rahasia Membuat Roti Sehat & Lezat dengan Ragi Alami" oleh Sangjin Ko. Tapi meski sudah ada buku tentang ragi alami sudah ada di
tangan, saya masih ragu membuatnya. Hadeuh….
Tetapi 2
minggu lalu, suami saya menanyakan kepada saya kapan saya membuat roti dengan
ragi alami. Katanya sudah beli buku tapi kok belum mempraktekkan. Hahaha…jadi
malu. Akhirnya, dengan semangat 45, saya katakan siap membuat ragi alami,
apalagi ada NCC Breadweek (apa hubungannya, hihihi).
Ternyata
mudah lho ^_^ . Thanks to Sangjin Ko yang dengan baik hati membuat buku ini dan very welcome untuk diajak diskusi mengenai ragi alami. Yuk mari kita lihat step
by step…..
Pertama, Membuat Ragi Buah (Starter)
1.
Siapkan toples kaca ukuran 500ml. Sterilkan
toples tersebut dengan merebusnya selama 5 menit.
2.
Siapkan potongan jambu biji merah (bentuk dadu) sebanyak
100 gr, air sebanyak 250 ml, 1-2 sdt gula atau madu.
3.
Masukkan potongan jambu, air, gula/madu ke dalam
toples. Aduk, kemudian tutup dan diamkan selama 4-6 hari.
4.
Lihat gambar 1.
Fermentasinya sudah bagus karena sudah muncul gelembung udara dan bau raginya
wangi. Ragi buah (starter) telah siap
dibuat ragi biang.
Note:
- Menutup toples jangan terlalu rapat karena akan ada tekanan dari dalam untuk keluar.
- Jika hari kedua belum terjadi fermentasi, aduk perlahan ragi buah (starter) dengan sendok yang sudah disterilkan.
- Jika sudah terjadi fermentasi berupa gelembung udara kecil-kecil dan tercium bau wangi ragi, maka ragi buah (starter) tidak perlu diaduk. Diamkan saja hingga beberapa hari kedepan.
Kedua, Membuat Ragi Biang
Hari Pertama (Membuat Ragi A),
1.
Siapkan 100 ml cairan ragi buah (starter) dan
100 gr tepung terigu.
2.
Campur 100 ml cairan ragi buah (starter) dan 100
gr tepung terigu di dalam toples atau wadah plastic. Lihat
gambar 2.
3.
Tutup dan diamkan selama 18-24 jam pada suhu
ruangan (sekitar 25 °C).
Hari Kedua (Membuat Ragi B),
1.
Siapkan 100 ml ragi A yang telah mengembang dua
kali lipat (lihat gambar 3), 100 ml air, 100 gr
tepung terigu, 2 gr garam.
2.
Campur 100 ml ragi A, 100 ml air, 100 gr tepung
terigu, 2 gr garam di dalam toples atau wadah plastic.
3.
Tutup dan diamkan selama 12 jam pada suhu
ruangan (sekitar 25 °C).
Note:
- Kalau saya biasanya meletakkan toples atau wadah plastic dekat magic jar supaya suhunya stabil.
- 100 ml air pada saat membuat ragi B, bisa digantikan dengan sisa ragi buah yang masih ada.
- Ragi B ini sudah bisa digunakan untuk membuat roti.
Hari Ketiga (Membuat Ragi C),
1.
Siapkan 100 ml ragi A yang telah mengembang dua
kali lipat (lihat gambar 4), 100 ml air, 100 gr
tepung terigu, 2 gr garam.
2.
Campur 100 ml ragi A, 100 ml air, 100 gr tepung
terigu, 2 gr garam di dalam toples atau wadah plastic.
3.
Tutup dan diamkan selama 6-8 jam pada suhu
ruangan (sekitar 25 °C).
4.
Jika sudah mengembang 2 kali lipat (lihat gambar 5), ragi dapat disimpat di lemari es
selama 1 minggu.
Note:
- Ragi C lebih aktif dari ragi B.
- Jangan memperhatika waktu fermentasi, karena dapat berbeda-beda, tergantung bahan yang digunakan, suhu, dll.
- Jika adonan sudah mengembang dua kali lipat dari ukuran semula dan terdapat gelembung udara, berarti telah terfermentasi.
Hai mbak, terima kasih atas postingannya yg bermanfaat ini.
ReplyDeleteMbak saya sudah ngikutin petunjuk di atas, tapi kenapa ya starter saya mati, trs biang raginya (step 2) jg pertumbuhannya lambat, nggak bisa berbuih sebanyak punya mbak.. :( mbak percobaan prtama langsung berhasil ya?
Salam kenal, mba, saya sedang mencari buku tersebut tapi di grameGra sudah tidak ada dan di toko online pun pada habis. Bisakah bantu saya untuk bisa belajar dari buku tersebut?
ReplyDeleteSaya buat dari kurma. Sudah mengembang tapi blm buat utk kue. mungkin bbrp hari lagi dicoba
ReplyDelete